Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Colocation vs On-Premise vs Cloud Data Center: Apa Bedanya?

Dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam berbagai industri, Data Center termasuk salah satu topik yang menjadi perbincangan banyak orang. Istilah ini biasanya banyak dikaitkan dengan cloud computing, server, dan IT jaringan.

Data center sendiri telah berevolusi dari yang awalnya tempat eksklusif milik sebuah perusahaan untuk menyimpan data dan komputer, sekarang mulai beralih menjadi sebuah lokasi atau bangunan fisik dengan beragam infrastruktur dan fasilitas jarak jauh serta dapat digunakan bersama oleh beberapa perusahaan atau pelanggan. Dari pergeseran ini kemudian muncul beberapa jenis data center, seperti colocation, on premise, dan cloud data center.

Colocation vs On-Premise vs Cloud Data Center: Apa Bedanya?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai fungsi dan jenis-jenis data center, ada baiknya kita pahami dulu, “apa sih sebenarnya data center itu?”

Dengan memahami pengertiannya, kita akan lebih mudah untuk melanjutkan ke pembahasan yang lebih mendalam tentang data center. Yuk, kita simak!

Daftar Isi

Apa itu Data Center?

Secara umum, Data Center bisa kita definisikan sebagai sebuah fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, serta menjalankan perangkat keras, infrastruktur IT, dan sistem komputasi yang memiliki peran sangat penting pada sebuah bisnis.

Dalam prakteknya, Data Center sendiri merupakan tempat yang digunakan untuk mengatur dan mengoperasikan berbagai macam hal dimulai dari data, server, perangkat penyimpanan, router, switch, dan peralatan IT lainnya.

Pada sebuah entitas bisnis, Data Center dianggap sebagai pusat kontrol dan penyedia layanan IT yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting bagi operasional perusahaan, dimulai dari media penyimpanan data, host aplikasi atau web, mengelola perangkat keras, pengelolaan jaringan, dan masih banyak lagi lainnya.

Karena ini adalah tempat yang akan mengelola perangkat keras dan alat IT, maka pembangunan Data Center tidak bisa dilakukan dengan sembarangan dan memiliki komponen yang sangat kompleks yang biasanya terdiri dari server, perangkat penyimpanan, jaringan, listrik, sistem pendingin, alat keamanan, dan perangkat lainnya.

Fungsi Dan Kegunaan Data Center

Dari definisi data center di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa keberadaan data center cukup krusial bagi keberlangsungan sebuah entitas bisnis dalam menjalankan aktivitasnya. Terlebih jika sebuah bisnis bergantung dengan teknologi IT dalam operasionalnya.

Hal ini terbukti selama masa pandemi, dimana banyak pekerjaan yang seharusnya dilakukan di kantor perlu dikerjakan dari rumah. Perusahaan-perusahaan semakin menyadari betapa pentingnya data center yang andal agar operasional berjalan dengan mulus.

Dengan data center yang andal, aktivitas bisnis seperti mengirim email dan berbagi file, menjalankan aplikasi bisnis seperti CRM, ERP, aplikasi AI, desktop virtual, dan aplikasi komunikasi jarak jauh lainnya dapat berjalan dengan baik kapan saja dan di mana saja.

Selain manfaat tersebut, berikut ini kita akan jabarkan secara rinci fungsi dan kegunaan lain dari data center.

  1. Pusat konsolidasi: Dengan adanya data center, organisasi atau perusahaan dapat menggabungkan semua operasi dan peralatan IT. Hal ini akan membantu dalam efisiensi pengelolaan sumber daya.
  2. Penyimpanan Data: Salah satu fungsi utama data center adalah menyediakan tempat yang aman dan terpusat untuk menyimpan data dalam jumlah besar, termasuk data yang digunakan untuk operasi sehari-hari sebuah perusahaan.
  3. Pemrosesan Data: Data center dapat melakukan pemrosesan data untuk berbagai aplikasi bisnis, termasuk perhitungan, analisis, dan pengolahan data yang diperlukan.
  4. Backup dan Restore: Data center digunakan untuk menyimpan cadangan data yang penting. Hal ini guna memastikan bahwa data dapat dipulihkan dengan cepat dalam situasi darurat, sehingga resiko kehilangan data oleh perusahaan dapat diminimalisir.
  5. Fleksibilitas dan Skalabilitas: Data center memberikan fleksibilitas bagi organisasi atau perusahaan untuk menyesuaikan dan memperluas infrastruktur IT sesuai dengan kebutuhan mereka.

Jenis Jenis Data Center

Di awal telah disinggung bahwa data center terus berevolusi seiring dengan kebutuhan akan teknologi dan infrastruktur yang terus berkembang. Dari evolusi ini terbentuk beberapa jenis data center.

1. Colocation

Colocation atau yang disingkat “colo” adalah jenis data center di mana perusahaan dapat menyewa layanan untuk menyimpan server dan perangkat keras lain yang diperlukan untuk operasi sehari-hari. Data center ini dimiliki oleh pihak lain dan berlokasi di luar area perusahaan. Fasilitas colocation menyediakan infrastruktur yang diperlukan, termasuk pendinginan, keamanan, dan interkoneksi, dll. Sementara pemilik bisnis atau organisasi menyediakan dan mengelola komponen-komponen, termasuk server, penyimpanan, dan firewall.

2. Cloud

Cloud data center yang disebut juga cloud server alias cloud computing adalah fasilitas yang digunakan untuk menyimpan sumber daya infrastruktur IT seperti penyimpanan basis data, server, jaringan, dan software melalui jaringan internet. Layanan ini tidak disediakan oleh perusahaan, tetapi melalui pihak ketiga yang merupakan penyedia layanan cloud. 

3. On-premise

On-premise adalah jenis data center berupa kumpulan server yang dimiliki dan dikendalikan secara pribadi oleh organisasi atau perusahaan. Pemilik layanan on-premise memiliki kendali penuh atas data center mereka seperti keamanan, konfigurasi, dan manajemen. On-premise tidak melibatkan penyimpanan basis data atau jaringan server secara remote. Pada dasarnya, data on-premise disimpan secara lokal di memori internal pemilik bisnis atau organisasi.

Perbedaan Colocation, On-Premise, dan Cloud Data Center

Perbedaan dari jenis-jenis data center dapat meliputi layanan atau fasilitas yang ditawarkan, kemudahan perawatan, hingga biaya yang dibutuhkan. Berikut di bawah ini merupakan perbedaan antara ketiga jenis data center. 

FungsiColocationCloudOn-premise
BiayaMembutuhkan modal awal yang tinggi untuk infrastruktur dan hardware namun efisiensi biaya jangka panjang lebih terkendali dalam biaya operasional maupun pemeliharaan secara rutin.Modal awal rendah, namun cenderung lebih terjangkau daripada on-premise, hanya perlu membayar ongkos server dan biaya maintenance.Membutuhkan modal awal yang sangat tinggi untuk menyediakan infrastruktur dan hardware. Namun ke depannya biaya operasional cenderung lebih ringan karena ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
Tingkat keamananPerusahaan atau bisnis memiliki kontrol lebih terhadap keamanan infrastruktur dan dapat menerapkan protokol keamanan fisik secara khusus.Penyedia layanan cloud memberikan keamanan yang sesuai kebutuhan perusahaan di mana tingkat keamanan cukup tinggi walaupun belum menyamai tingkat keamanan fisik di colocation. Memiliki tingkat keamanan cukup tinggi karena dikelola oleh perusahaan sendiri.
FokusPerusahaan atau bisnis fokus pada pengelolaan komponen, seperti server dan penyimpanan. Tidak perlu berurusan dengan infrastruktur dasarPemilik bisnis dapat fokus pada operasional bisnis, karena tanggung jawab pengelolaan infrastruktur hardware dan software diserahkan ke penyedia layananPemilik bisnis mengurus hampir seluruh komponen dan infrastruktur yang ada karena data center disimpan di lokasi internal perusahaan.
Kontrol dan hak kepemilikanMeskipun berbagi fasilitas dengan penyewa lain, pengguna memiliki kontrol lebih besar atas konfigurasi dan manajemen infrastruktur yang dimiliki.Tidak memiliki kontrol penuh artinya pengguna memiliki kendali lebih sedikit atas infrastruktur karena layanan cloud menggunakan sumber daya yang dikelola oleh penyedia.Karena menggunakan layanan pribadi, on-premise memiliki kontrol lebih terhadap kustomisasi dan pengaturan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
SkalabilitasBergantung pada kemampuan dan fungsionalitas hardware yang dimiliki perusahaan atau penyedia colocation. Skalabilitas lebih mudah karena memberikan fleksibilitas tinggi dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.Skalabilitas terbatas, tergantung pada kapasitas dan kemampuan fisik dari hardware yang dimiliki perusahaan.

Keuntungan Colocation Data Center bagi Bisnis

Colocation data center adalah salah satu opsi yang patut dipertimbangkan, baik oleh bisnis kecil, menengah, hingga enterprise.

Dengan colocation, bisnis kecil dapat mendapatkan fitur yang diperlukan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya jika dibandingkan on-premise, namun masih punya kendali dalam mengelola komponen. Sementara itu, perusahaan menengah hingga besar dapat menambah kapasitas infrastruktur mereka tanpa harus membangun atau menyewa fasilitas baru yang mahal.

Colocation memungkinkan perusahaan untuk menyimpan peralatan dan infrastruktur dalam rak/kabinet yang aman di data center. Di sana, kita akan mendapatkan alamat IP publik, bandwidth, dan pasokan daya dari penyedia layanan untuk server milik kita.

Kita tidak perlu lagi pusing untuk mengelola gedung, rak, sistem pendingin tanpa henti, biaya listrik, dan masih banyak lagi.

Colocation juga menawarkan beberapa manfaat, di antaranya:

1. Koneksi yang Lebih Andal

Colocation memiliki koneksi jaringan yang sangat andal, sehingga aplikasi penting kita selalu berjalan dengan baik. Dengan availability yang tinggi, insiden downtime dapat dihindari.

2. Keamanan Jaringan yang Lebih Baik

Colocation data center juga dilengkapi dengan perlindungan jaringan yang sangat baik, termasuk firewall dan sistem deteksi intrusi untuk menjaga sistem tetap aman.

3. Daya Listrik yang Redundant

Colocation menyediakan daya listrik cadangan melalui berbagai sumber, termasuk generator bertenaga diesel dan baterai cadangan ganda, sehingga kita tidak perlu khawatir tentang pemadaman listrik.

4. Efisiensi

Colocation data center tidak hanya menawarkan tingkat keamanan tinggi, tetapi juga membuat operasi lebih efisien. Dengan colocation, kita tidak perlu menghabiskan waktu dan usaha untuk melakukan perawatan sendiri. Tidak dapat disangkal bahwa perawatan memakan waktu dan tenaga.

Dengan tidak perlu fokus pada perawatan tersebut, kita dapat mengalokasikan waktu dan usaha kita untuk aspek-aspek lain dalam bisnis yang sama pentingnya.

5. Fleksibilitas dalam Peningkatan Bandwidth

Kita memiliki kemampuan untuk dengan mudah meningkatkan kapasitas bandwidth sesuai dengan kebutuhan kita, tanpa perlu mengeluarkan biaya yang signifikan.

Hal ini membantu mengurangi biaya yang harus kita keluarkan. Ini juga memungkinkan kita untuk menyesuaikan sumber daya jaringan sesuai dengan perkembangan bisnis kita tanpa menghadapi kendala anggaran yang besar.

6. Skalabilitas

Colocation memungkinkan perusahaan untuk melakukan perluasan infrastruktur IT sesuai dengan pertumbuhan bisnis tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk membangun fasilitas baru.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, data center merupakan fasilitas penting untuk mengelola dan menjalankan infrastruktur IT suatu bisnis atau perusahaan, termasuk penyimpanan data dan perangkat keras. Jenis data center meliputi colocation, cloud, dan on-premise.

Colocation memberikan layanan menyewa penyimpanan server dan perangkat keras dari penyedia di luar perusahaan, namun perusahaan tetap mengelola komponen-komponennya. Cloud menawarkan penyimpanan sumber daya IT melalui internet oleh pihak ketiga tanpa kepemilikan fisik. Sementara on premise memberikan kendali penuh atas data center secara lokal karena dioperasikan secara pribadi oleh perusahaan.

Referensi:

Posting Komentar untuk "Colocation vs On-Premise vs Cloud Data Center: Apa Bedanya?"